Rabu, 06 Mei 2015

MAKALAH KONSEP KEKHALIFAHAN APLIKASINYA DALAM ASPEK-ASPEK KEHIDUPAN

MAKALAH
KONSEP KEKHALIFAHAN APLIKASINYA DALAM ASPEK-ASPEK KEHIDUPAN



http://mitrakampus.com/image/cache/data/agama/Ilmu%20Kalam-Rosihan-500x500.jpg


OLEH
NAMA : RISKA NURISMA



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
STAI AL-AMIN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015






KATA PENGANTAR

Puji sukur kita panjatkan kehadirat  allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehinga peenyusunan tugas Konsep Kekhalifahan Aplikasinya Dalam Aspek-Aspek Kehidupan dapat diselesaikan pada waktunya..

Taklupa pula kita khaturkan salam serta sholawat kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW  yang  telah membawa peradaban umat manusia dari jaman jahiliah menujuh jaman yang terang benderang  yang seperti kita rasakan hari ini.

            Dengan adanya tugas ini maampu memotifai kita/mahasiswa untuk terus mendalami pendidikan islam khususnya dalam memahami konsep kekhalifahan dalam aspek-aspek kehidupn sehari-hari.

































DAFTAR ISI
cover
.........................................................................................................

Kata pengantar
........................................................................................

Daftar isi
.................................................................................................

BAB I
pendahuluan
........................................................................................
1
A.    Latar belakang
........................................................................
1
B.     Rumusan masalah
........................................................................
2
C.     Tujuan
........................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN
...................................................................................
3
1.      Pengertian Kepemimpinan
................................................
3
2.      Bentuk-bentuk dan gaya kepemimpinan
...........................
3
3.      Konsep Sifat-sifat yang dimiliki seorang peimpin
...............................
6
4.      BAB III
5.      PENUTUP
.............................................................................................
7
A. Simpulan
........................................................................................
7
B. Saran
........................................................................................
7




















BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Menjadi pemimpin bukan perkara yang mudah, namun banyak diantara kita yang sangat ingin dan menginginkan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan sendiri mengandung arti proses mempengaruhi orang lain sehingga yang dipengaruhi mau mengerti arahan sang pemimpin. Tapi untuk mewujudkan kepemimpinan yang sulit itu sekarang banyak teori-teori kepemimpinan untuk bahan belajar dan melatih kepemimpinan seseorang. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap para perilaku anggota/ followers. Gaya kepemimpinan yang dipakai pemimpin-pemimpin di Indonesia kebanyakan menggunakan gaya participating yaitu selalu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ( musyawarah ), namun dalam faktanya itu tidak dapat terealisasikan dengan baik.
Seorang pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai dengan tanggung jawab yang besar. Pemimpin juga harus memiliki hubungan yang dekat dengan Allah agar seorang pemimpin selalu ingat juga akan tugasnya sebagai makhluk dibumi yaitu sebagai khalifah ( pemimpin  ) dan sebagai Abdullah ( hamba  Allah ). Al-qur’an memerintahkan pemimpin untuk melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukan sikap baik kepada pengikutnya. Selain itu, pemimpin juga harus sifat efisien ( tidak boros ) agar pemimpin tidak membelanjakan sesuatu yang tidak bermanfaat serta apa yang bukan menjadi haknya ( uang rakyat/followers ).
Generasi muda sekarang harus melahirkan para calon pemimpin yang penolong, bagus moralnya dan profesional. Pemimpin yang penolong  dapat sedikit demi sedikit meringankan beban orang lain, misalnya pada pemerintahan sekarang ini adalah menolong dalam hal pengangkatan kemiskinan di Indonesia. Sadangkan pemimpin yang bagus moralnya dan profesional dapat menyelamatkan pergaulan laki-laki dan perempuan Indonesia. Sehingga teerwujudnya rakyat Indonesia yang profesional dalam bekerja sehingga kemakmuran semakin dekat untuk digapai.







B.     RUMUSAN MASALAH
a)      Apakah yang dimaksud dengan Kepemimpinan ?
b)     Apa saja bentuk atau gaya kepemimpinan ?
c)      Sifat-sifat yang dimiliki seorang pemimpin ?

C.    TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman teman-teman mahasiswa STAI Al - AMIN khususnya saya pribadi dalam memahami materi KONSEP KEKALIFAHAN.
























BAB II
PEMBAHASAN
1.       PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin, dalam bahasa Inggrisnya “leadership” yang berati kepemimpinan, dari kata dasar “leader” berarti pemimpin dan akar katanya “to lead” yang terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan: bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran-pendapat-orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya ( Usman, 2006 ).
Secara terminologi terdapat beberapa definisi tentang kepemimpinan. Seseorang pemimpin, baik ia merupakan pemimpin formal maupun informal menjalankan atau melaksanakan “kepemimpinan” yang dengan sendirinya berbeda: derajatnya, bobotnya, daerah jangkauannya dan sasaran-sasarannya ( Winardi, 1983 )
Kepemimpinan dalam islam terkenal dengan khalifah islamiyah  atau biasa disebut juga dengan imamah. Sebagai seorang kepala Negara dalam islam disebut khalifah/imam (  Al-Mawardi, 1973 ). Kepemimpinan islam juga dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW : “ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT “.
2.      GAYA KEPEMIMPINAN
Nasution ( 1994 ) mengemukakan bahwa seseorang pemimpin harus mengembangkan suatu gaya dalam memimpin bawahanya. Menurut Hersey dan Blancard ( 1982 ) empat perilaku pemimpin yang spesifik : memberitahukan, menjual, berperan serta, dan mendelegasikan (  telling, selling, participating, delegating ).

*      Keempat gaya dasar kepemimpinan situasional tersebut adalah :
1.      memberitahukan
            Dicirikan dengan perilaku tugas yang tinggi dan rendah hubungan., atau disebut dengan gaya yang direktif yang menyediakan arahan dan supervisi yang spesifik dan jelas. Telling dicirikan oleh perilaku pemimpin yang menetapkan peranan dan memberitahukan seseorang atau grup tentang apa, kapan, dimana, bagaimana, dan dengan siapa melakukan berbagai tugas. Selain itu, gaya ini juga dilambangkan dengan komunikasi satu arah dimana pemimpin memberikan petunjuk atau arahan-arahan kepada bawahan dalam menyelesaikan tugas dan pencapaian tujuan ( Hersey dan Blanchard, 1982 ).
*      Kekuatan dan kelemahan gaya kepemipinan telling  adalah :
a.       dalam gaya kepemimpinan itu adalah dalam kejelasan tentang apa yang diinginkan, kapan keinginan itu harus dilaksanakan, dan bagaimana caranya.
b.      Kelemahan dari pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini adalah pemimpin selalu ingin mendominasi semua persoalan sehingga ide dan gagasan bawahannya tidak berkembang. Semua persoalan akan bermuara kepadanya mengandung unsur ketergantungan yang tinggi pada pemimpin ( Moeljono, 2003 )

2.      Menjajakan
Dicirikan dengan perilaku tugas dan perilaku hubungan yang sama tinggi. Pada gaya yang disebut selling ini pemimpin masih menyediakan hampir arahan, namun melalui komunikasi dua arah dan penjelasan. Gaya ini sesuai jika diterapkan pada bawahan dengan tingkat kematangan rendah ke sedang (  low to moderate maturity ) yaitu tidak mampu tapi mau memikul tanggung jawab untuk melakukan suatu tugas ( Hersey dan Blanchard, 1982 ).

3.      Mengikutsertakan
Dicirikan dengan perilaku hubungan yang tinggi dan perilaku rendah tugas. Pada gaya ini, perilaku pemmpin menekankan pada banyak memberikan dukungan dan sedikit dalam pengarahan. Dalam penggunaan gaya tiga ini pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dalam pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktiv mendengar. Tanggung jawab pemecahanan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar pada pihak pengikut ( Thoha, 2007 ). Gaya ini sesuai jika diterapkan pada bawahan yang tingkat kematanganya sedang ke tinggi (  moderate to high maturity ) yaitu mampu tapi tidak mau melakukan hal-hal yang diinginkan pemimpin ( Hersey dan Blanchard, 1982 ).





4.      Mendelegasikan
Dicirikan dengan perilaku hubungan dan perilaku tugas yang sama-sama rendah. Pemimpin dengan gaya seperti ini menyediakan sedikit arahan dan memberikan sedikit dukungan atau tingkat komunikasi dua arah yang rendah. Pemimpin mendelegasikan kepada bawahanya, dan bawahanya memiliki kontrol untuk memutuskan sendiri tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas ( Toha, 2007 ). Gaya ini sesuai jika diterapkan pada bawahan yang tingkat kematanganya tinggi (  high maturity ) yaitu mampu dan untuk memikul tanggung jawab ( Hersey dan Blanchard, 1982 ).
Di tengah-tengah dinamika organisasi, maka untuk mencapai efektifitas organisasi-organisasi keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Ada saatnya memerlukan S1 tetapi ada saatnya pula diperlukan S4 dan yang lainya. Pemilihan gaya kepemimpinan sendiri lebih diutamakan pada persoalan dengan siapa seorang pemimpin berhadapan atau dengan kata lain siapa yang menjadi bawahannya ( followers ) ( Hersey dan Blanchard, 1982 ).

*      GAYA KEPEMIMPINAN DI MASA RASULULLAH
Hijrah berarti perpindahan/migrasi dari nabi Muhammad dan pengikutnya  dari Makkah ke Madinah. Hal ini terjadi karena ada isu mengenai akan dibunuhnya Nabi Muhammad SAW, maka secara diam-diam Nabi Muhammad bersama Abu Bakar pergi meninggalkan kota Makkah. Sedikit demi sedikit Nabi Muhammad dan pengikutnya berhijrah ke Yastrib 320 km utara Makkah. Yang kemudian kota Yastrib berubah nama menjadi Madinah ( Shamsi, 1984 ).
Kepemimpinan nabi Muhammad terbagi didua kota yaitu di Makkah ( selama 13 tahun ) dan di Madinah ( selama 10 tahun ). Namun, di waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan periode Makkah, Rasulullah berhasil menjadikan masyarakat di kota Madinah sejahtera, atau yang biasa disebut masyarakat madani. Terminologi masyarakat madani pertama kali dipopulerkan oleh Mohammad An-Nuqaib Al-Attas, yaitu Mujtamak madani yang secara etimologi mempunyai dua arti: pertama, masyarakat kota. Kedua masyarakat yang beradap (masyarakat tamaddun). Dalam bahasa Inggris dikenal dengan civilty atau civilation, dalam makna ini masyarakat madani dapat berarti dengan Civil Society yaitu masyarakat yang menjunjung peradaban.( Barnadib,1998 ).


Dalam periode Madinah, konsep ini terlihat lebih jelas dibanding periode Mekah. Rasulullah telah menjadikan Madinah dengan kondisi yang begitu plural, berikut dengan berbagai aliran kepercayaan yang ada di dalamanya sebagai basis untuk meletakkan fondasi keislaman dan kemasyarakatan secara inklusif. Dalam hal ini, Rasulullah berhasil membentuk masyarakat yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu dan peradaban. Konsep inilah yang belakangan ini diistilahkan sebagai konsep masyarakat madani ( Al-Mabarkafuri, 2008 ).
Dengan demikian, istilah masyarakat madani memiliki korelasi yang begitu erat dengan masyarakat Madinah pada masa Rasulullah. Dari sini, kita bisa mengambil sebuah pendapat bahwa konsep masyarakat madani tidak hanya berkutat pada perwujudan kondisi masyarakat atau warga negara yang berperadaban secara materi (duniawi) saja.
 Akan tetapi, konsep masyarakat madani sebagaimana kondisi masyarakat Madinah pada masa Rasulullah adalah perwujudan suatu masyarakat yang memiliki basis keimanan dan keislaman yang kuat, yang kemudian dimanifestasikan dalam nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung tinggi oleh seluruh elemen masyarakat. Kondisi seperti ini harus pula disertai dengan geliat intelektual yang tinggi, sehingga menghasilkan komunitas yang berintegritas tinggi dan berperadaban luas.

3.      KONSEP DAN SIFAT-SIFAT YANG DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN
*      Konsep Khalifah Dalam Islam
Konsep khalifah dalam Islam menekankan bahwa manusia tidak mempunyai apapun terhadapalam, manusia hanya mendapat mandat sebagai pengelola kehidupan di bumi. Manusia bersamaankedudukannya sebagai bagian dari sistem ekologis yang saling terkait. 
Keutamaan manusia atasmakhluk lain tidak menjadikan manusia dapat memperbudak unsur laindi alam demi kepentingan hawa nafsunya namun menjadikan keaktifan dalam melakukan sesuatu yang perlu mengelolakehidupan di alam demi keberlanjutan kehidupan di alam sebagai tujuan.





*      Pemimpin sebagai khulafaurrasyidin antara lai :
a.       Arif dan bijaksana
b.      Berilmu yang luas dan mendalam
c.       Berani bertindak
d.      Berkemauan yang keras
e.       Berwibawa
f.       Belas kasihan dan kasih saying
g.      Berilmu agama yang amat luas serta melaksanakan hukum-hukum islam



BAB III
PENUTUP
A.    SIIMPULAN
Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Allah untuk manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang
B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi dan cara penulisan.

Untuk itu saya pribadi mengharapkan masukan dan arahan dari Bapak/ibu dosen untuk sedikit mengkoreksi makalah yang saya susun ini guna meningkatkan kualitas dan kemampuan saya dalam bersain di dunia Akademik..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar