Jumat, 24 April 2015

PERAN MAHASISWA DALAM PENCERDASN POLITIK 2015


Kajian ilmiah fkmm


PERAN MAHASISWA DALAM MEMBANGGUN
PENCERDASAN POLITIK MENYONSONG PiLKADA 2015









  


Oleh
 Kelompok i  :
sadam husen
meni
Nurliana.


Forum komunikasi mahasiswa muslim (fkmm)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) YAPIS DOMPU









KATA PENGANTAR

Puji sukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehinga pada kesempatan pembuatan Karia Ilmiah ini kita masih diberikan kekuatan dan kesempatan sehinga tugas ini dapat diselesaikan.
Salam serta Sholawat kepada Nabi besar MUHAMAD SAW yang telah membawa perubahan pada dunia ini dari jaman yang jahiliah menuju jaman yang penuh kedamaian yang kita rasakan hari ini.






























DAFTAR ISI

cover
...........................................................................................................
i
Kata pengantar
...........................................................................................
ii
Daftar isi
...........................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
.....................................................................................

A.    Latar belakang
.....................................................................................

B.     tujuan
..................................................................................................

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
..........................................................................

BAB III
PEMBAHASAN
.........................................................................................

a.      Sejarah mahassiswa
............................................................................

b.     Mahasiswa dan politik
..........................................................................

c.       Kontribusi Mahasiswa dalam pilkada 2015
.........................................

BAB IV
PENUTUP
.........................................................................................

A.    kesimpulan
............................................................................................

B.     saran
................................................................................................

















Bab i
Pendahuluan
A.    Latar belKang

Unsur Mahasiswa yang merupakan salah satu representasi generasi muda memiliki peran besar dalam mengawal jalannya pesta demokrasi yaitu PILKADA. Bagaimana tidak? Mahasiswa adalah agen perubahan (agent of change) yang sudah memperjuangkan reformasi dan demokrasi di Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah  pusat dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya yang sedikit.
Pemilu merupakan pintu gerbang untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang mendapat legitimasi luas dari masyarakat. Jika pemilu dilaksanakan secara demokratis, adil, jujur langsung dan rahasia, maka terwujudnya pemilu yang berkualitas sangat tergantung bagaimana tahapan-tahapan penyelenggaraan pemilu dilaksanakan secara baik. Tahapan tersebut meliputi; perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.Dalam hal ini Mahasiswa sebagai suatu gerakan adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki karakter kritis, independen, dan obyektif. Impelmentasi dari hal ini diwujudkan dalam karakter gerakannya. Gerakan mahasiswa biasanya dilakoni oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan di tingkatan kampus maupun di luar kampus sebagai wujud dari peran mahasiswa ditengah masyarakat. Gerakan mahasiswa memiliki prinsip sebagai gerakan moral yaitu gerakan mahasiswa dibangun diatas nilai-nilai ketidakadilan atau kesewenang-wenangan kekuasaan. Sebagai gerakan moral, mahasiswa melakukan kontrol sosial terhadap pemerintah sebagai upaya artikulasi kepentingan masyarakat atau sebagai penyambung lidah rakyat.
Mahasiswa masuk dalam kancah dunia politik merupakan sesuatu yang sangat baik jika memang dimaksudkan untuk berperan dalam pengawasan, pengabdian dan memberi dampak positif terhadap bangsa dan negara. Dilihat kembali dalam sejarah, dasar perubahan khususnya pada dunia politik hampir selalu dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa terbukti mampu menjadi pelopor dalam sejarah Bangsa. Contohnya peran mahasiswa dengan kemahirannya dalam menjalankan fungsi sebagai kelompok penggagas perubahan, mahasiswa telah berhasil melumpuhkan rezim orde baru dan membawa Indonesia ke dalam suatu era yang saat ini sedang bergulir, yakni era reformasi.Sehingga pendidikan politik secara formal & informal penting bagi mahasiswa.

B.     Tujuan
a.       Mengetahui sejauh manaperan serta pemahaman pilkada kepada anggota FKMM.
b.      Memberikan gambaran kepada anggota FKMM untuk memahami dan mendalami prosedur pilkada 2015.
c.       Mengetahui pentingnya peran serta mahasiswa dalam proses Pilkada Kab,Dompu 2015-2020.


Bab ii
Tinjauan pustaka
a)   mahasiswa
a)     Pengertian mahasiswa
*      Menurut PP RI No.30 tahun 1990,mahasiswa diartikan sebagai peserta didik yang terdaftar dan menuntut ilmu diperguruan tinggi tertentu.

b)      Peran mahasiswa
Mahasiswa di era sekarang dituntut untuk bisa berperan aktif lebih banyak lagi dalam berbagai persoalan, terutama menyangkut pesoalan bangsa. Fungsi kontrol perlu ditunjukkan oleh mahasiswa. Karena peran mahasiswa sangat diharapkan oleh masyarakat, tak berlebihan jika banyak harapan yang dipikul oleh mahasiswa. Sebab dalam kerangka sosial mahasiswa mempunyai peran dan fungsi yang cukup penting. Mahasiswa di sini diharapkan berperan sebagai agen pengawasan (agent of control) dan agen dalam menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Seharusnya mahasiswa juga tidak cukup kalau hanya menjadi praktisi intelektual akademisi yang hanya duduk sambil mendengarkan dosen didalam forum perkuliahan, hanya berkutat pada dunia perkuliahan, lebih dari pada itu mahasiswa harusnya dituntut untuk berperan dalam agen perubahan (agent of change) dan “social control” yang terjadi di sekitarnya. Masa depan negeri ini membutuhkan keterlibatan mahasiswa dalam berbagai hal dengan pemikiran-pemikiran cerdasnya dan kegiatan-kegiatan intelektual yang dilakukan.

c)    Membanggun pencerdasan politik dan pilkada

a.      Politik
Politik secara etimologis berasal dari kata “polis” (Bahasa Yunani) yang artinya negara kota. Istilah politik itu sendiri dapat diartikan; (a) ilmu atau segala sesuatu (siasat, kebijakan) yang menyangkut urusan kenegaraan, (b) kebijaksanaan, (c) siasat dan upaya atau perjuangan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. (Aka Kamarulzaman, 2005:556).
Pengertian politik dari para ahli diantaranya dikemukakan oleh Laswell (1950) yang memberikan pengertian secara klasik yaitu “politics as who gets, what, when, and how.” Menurut Miriam Budiarjo (2008) politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem (sosial) yang menyangkut proses menentukan dan melaksanakan tujuan.








b.      Pilkada
Pilkada atau pemilihan kepala daerah merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di daerah. Hal ini merupakan bagian dari perkembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara Republik Indonesia mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah prinsip otonomi yang berarti keleluasaan untuk mengatur daerahnya sendiri pada setiap daerah
Pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dimaksud mencakup:
a)      Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi
b)      Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten
c)      Wali kota dan wakil wali kota untuk kota

c.       Pencerdasan Politik Dan Pilkada
Indonesia pertamakali dalam melaksanakan Pemilu pada akhir tahun 1955 yang diikuti oleh banyak partai ataupun perseorangan. Dan pada tahun 2004 telah dilaksanakan pemilu yang secara langsung untuk memilih wakil wakil rakyat serta presiden dan wakilnya. Dan mulai bulan Juni 2005 telah dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah atau sering disebut pilkada langsung. Pilkada ini merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat.
*      Ada lima pertimbangan penting penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.
1.      Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, bahkan kepala desa selama ini telah dilakukan secara langsung.
2.      Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati dan Wali Kota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Hal ini telah diatur dalam UU No 32 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
3.      Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civic education). Ia menjadi media pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya.
4.      Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal yang dihasilkan dalam pilkada langsung 2005, maka komitmen pemimpin lokal dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.
5.     Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional. Disadari atau tidak, stock kepemimpinan nasional amat terbatas.

Bab iii
Pembahasan
a.    Sejarah mahasiswa
Dalam Sejarah peradaban bangsa Indonesia, ada beberapa catatan peristiwa yang layak kita pandang sebagai awal mula pergerakan mahasiswa di tanah air. Pergerakan tersebut bermula pada tahun 1908. Pada masa itu,mahasiswa - mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA mendirikan sebuah wadah pergerakan pertama di Indonesia yang bernama Boedi Oetomo, dimana organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908.
Sejarah berlanjut pada periode berikutnya di tahun 1928. Yaitu Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928 yang kemudian menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah tersebut.

Ø  Pada masa setelah kemerdekaan, mulai bermunculan secara bersamaan organisasi - organisasi mahasiswa di berbagai kampus.
a.      Gerakan Mahasiswa Tahun 1966 Dikenal dengan istilah angkatan 66, gerakan ini awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional
b.      Gerakan Mahasiswa Tahun 1972 Gerakan ini dikenal dengan terjadinya peristiwa MALARI (Malapetaka Lima Belas Januari). 
c.       Gerakan Mahasiswa Tahun 1980 an.Gerakan pada era ini tidak popular, karena lebih terfokus pada perguruan tinggi besar saja.
d.      Gerakan Mahasiswa Tahun 1990-an Isu yang diangkat pada Gerakan era ini sudah mengkerucut, yaitu penolakan diberlakukannya terhadap NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan Kordinasi Kampus) yang membekukan Dewan Mahasiswa (DEMA/DM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
e.       Gerakan Mahasiswa Tahun 1998 Gerakan mahasiswa era sembilan puluhan mencuat dengan tumbangnya Orde Baru dengan ditandai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, tepatnya pada tanggal 12 mei 1998.Gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan mencapai klimaksnya pada tahun 1998, diawali dengan terjadi krisis moneter di pertengahan tahun 1997. harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Mahasiswa pun mulai gerah dengan penguasa ORBA, tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda REFORMASI nya mendapat simpati dan dukungan yang luar biasa dari rakyat









b.     Mahasiswa dan politik
Mahasiswa bagaimanapun adalah kelompok sosial yang istimewa di tengah masyarakat Indonesia. Mereka dianggap memiliki peranan historis yang signifikan dalam sejarah bangsa ini, terutama sebagai penyambung lidah rakyat yang dipercaya masih begitu jujur, idealis, dan bersih dari tunggangan kepentingan golongan manapun.
Mahasiswa sebagai kelompok intelektual yang penuh idealisme haruslah memandang momentum Pemilu  kada 2015 sebagai hal penting yang berbeda dari momen sebelumnya. Tahun ini penuh harapan baru, dengan hegemoni penguasa sebelumnya yang terbukti gagal sudah tergusur, dan sosok-sosok pemimpin yang lebih visioner pun kian bermunculan dan patut dipertimbangkan. Setiap mahasiswa Indonesia khususnya di Kab Dompu tentu bebas menentukan pilihan bentuk partisipasi apa yang dianggap paling tepat menyambut momentum Pemilu kada 2015 ini. Ada banyak peranan teknis yang bisa dilakukan mahasiswa untuk memastikan pemilu berlangsung sesuai harapan, semisal menjadi bagian dari tim pengawas, panitia penyelenggara, kampanye pemilih cerdas, ataupun mendukung kandidat tertentu. Prinsipnya, apa pun sikap politik yang kita ambil haruslah rasional dan dapat dipertanggung jawabkan.


c.      Kontribusi mahaswa dalam pilkada 2015
pemilu adalah moment dimana setiap orang dalam mengeruk keuntungan, mulai dari tukang sablon, sampai souvenir, mereka jelas ada sesuatu yang mereka jual demi memenuhi kebutuhan hidup mereka, tetapi apa yang di jual oleh seorang mahasiswa dalam mencari keuntungan dari moment ini, selain idealis dan keyakinan yang kuat akan lahirnya sebuah kesempatan yang melibatkan diri mereka untuk mengawal proses pilkada dengan jujur,amanah dan adil. Mahasiswa sebagai satu “pilar” penegak demokrasi yang juga bagian dari pemilih dan memiliki nalar intelektual tinggi, justru sangat mudah untuk mempengaruhi masyarakat banyak. Seharusnya mahasiswa dapat memberikan pemahaman demokrasi kepada masyarakat melalui sebuah proses yang dinamakan pemilu.















a.      KONTRIBUSI MAHASISWA
v  Setidaknya ada empat peranan yang bisa dilakukan mahasiswa atau organisasi kemahasiswaan sebagai upaya untuk mensukseskan pemilihan kepala daerah.
1.       mengawal pelaksanaan semua agenda Pilkada. Pengawalan ini bertujuan untuk menutup celah penyimpangan yang sangat mungkin terjadi, baik yang didesain pihak tertentu maupun kesalahan karena kelalaian dari penyelenggara. Proaktifnya mahasiswa dan masyarakat dalam mengawal jalannya Pilkada sangat berpengaruh bagi kualitas Pilkada.
Memantau berjalannya setiap agenda tahapan Pilkada akan menciptakan proses pemilihan yang demokratis, jujur dan kondusif. Kondisi ini dibutuhkan sebagai proses untuk melahirkan pemimpin sesuai dengan harapan masyarakat, sistem dan proses yang baik saja belum tentu melahirkan pemimpin yang baik, apalagi proses yang dilakukan berjalan tidak sehat.
2.      berupaya mencerdaskan pemilih. Seperti jargonnya KPU “Pemilih Cerdas wujudkan pemilu berkualitas”. Ada tiga sisi yang harus dipahamkan kepada pemilih sebagai upaya pencerdasan demi kualitas Pilkada Bojonegoro, pertama terkait dengan urgensi Pilkada, tingkat partisipasi masyarakat dalam mengunakan haknya di bilik suara akan menentukan kekuatan legalitas rakyat atas pimpinannya.sehingga hal itu menjadi sebuah indikasi mutlak untuk tercapainya pilkada yang sukses.
Sisi kedua terkait mekanisme pemungutan suara, sehingga tidak ada hak yang gugur hanya dikarenakan kesalahan teknis yang dilakukan pemilih, ketiga dan yang cukup urgen dilakukan mahasiswa dalam mencerdaskan pemilih adalah pengetahuan pemilih terhadapa pasangan calon yang akan dipilih.
3.      membangun opini agar Pilkada berlangsung aman dan bersih, membangun opini juga merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencerdaskan pemilih. Isu yang diangkat bisa berupa pelanggaran selama proses tahapan Pilkada berlangsung, intrik politik dan penyelewengan calon tertentu yang berdampak merugikan masyarakat atau calon lain sehingga menimbulkan kondisi Pilkada yang tidak sehat.
Track record dan background para calon, janji manis yang disampaikan para calon mampu dinetralisir sehingga masyarakat akan mendapatkan informasi yang objektif. Membangun opini ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti aksi massa, selebaran, forum kajian, seminar, debat kandidat atau lainnya.
Upaya untuk memunculkan informasi yang sebenarnya sangat dibutuhkan masyarakat pada proses ini, karena semua hal buruk yang pernah dilakukan para kandidat yang berpontensi merugikan masyarakat dapat menjadi abu-abu bahkan tidak terlihat sama sekali.
Peranan mahasiswa untuk mencerahkan dan menyampaikan informasi objektif sebagai perimbangan informasi dari calon lainnya akan menciptakan pemilih yang cerdas dan pemilu yang berkualitas, hingga pemimpin yang mereka pilih tidak berbeda jauh dengan pemimpin yang mereka harapkan.
4.      membuat kontrak politik yang ditujukan kepada para calon kepala daerah. Meskipun tidak mempunyai ikatan hukum, namun kontrak politik ini akan berdampak pada psikologis dan moral bagi para calon dan pasangan yang terpilih. Gagasan konstruktif yang dibuat oleh kelompok mahasiswa bisa juga ditawarkan kepada para calon sebagai langkah awal komitmen mereka dalam melakukan perbaikan.
b.      KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PIKADA  LANGSUNG  2015
Ø  Kelebihan
1.      Rakyat dapat memilih langsung kepala daerahnya sesuai penilaian pribadi masyarakatnya. Idealnya seperti di Athena dimana semua kebijakan Negara ditentukan oleh suara rakyatnya. Masyarakat dapat bebas memilih sesuai track record dan dengan citra citra yang ada secara bebas karena suara rakyat adalah suara Tuhan.
2.      Tokoh bisa terpilih walaupun dukungan partai minim. Melalui PILKADA langsung tokoh – tokoh memungkinkan menang walau dengan dukungan partai yang minim. Asalkan bisa menggalang dukungan yang besar dari masyarakat
3.       Masyarakat tergerak untuk turut serta aktif dalam proses pemilu. Di daerah yang cukup maju partisipasi aktif masyarakat sangat mendukung untuk keberlangsungan demokrasi yang baik. Masyarakat yang cerdas dan mapan lebih bisa menentukan pilihannya tanpa pengaruh parpol apalagi money politik

Ø  kekurangan
1.      Biaya yang dikeluarkan sangat besar
Biaya yang dikeluarkan mulai dari biaya penyelenggaraan, kampanye, lobbi-lobbi partai pendukung sangat besar. Ini memungkinkan calon kepala daerah yang memiliki modal besar lah yang akan menang atau mereka yang mendapat dukungan dana dari pemodal besar
2.      Kedaulatan milik Pemodal dan Asing
Sudah barang tentu kepala daerah yang menang pilkada yang telah di beri modal yang banyak terikat kepada pemilik modal. Kepala daerah yang berhutang untuk biaya kampanye dan kebutuhan untuk kemenanganya akan mengembalikannya melalui proses tender yang berkali – kali lipat keuntungannya bagi penyokong modal ataupun memberikan kebijakan yang mendukung kepada pemilik modal termasuk dalam hal ini kepentingan asing juga bisa masuk terhadap penguasaan sumber-sumber kekayaan alam kita dan mempengaruhi kebijakan kepala daerah melalui pressure yang dilancarkan.
3.      Korupsi
Untuk mengembalikan modal besar pribadi, sponsor maupun partai yang telah mengeluarkan milyaran bahkan triliunan rupiah sudah barang tentu menjadikan korupsi sebagai jalan yang nyaman. korupsi menjadi lumrah bagi para kepala daerah, hanya masalah bagaimana mereka bermain saja, bisa bermain bersih dan aman ataukah tidak. Bila bermain kotor akan tertangkap KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) jikalau bermain bersih sukses tidak ketahuan dan berjalan melenggang
4.       Rawan penyalahgunaan birokrasi dan minim pengawasan
Selama ini kita lemah dalam pengawasan dan punishment. Banyak penyalahgunaan wewenwng yang terjadi dalam proses pilkada. Mahfud MD menuturkan seperti berikut. “saya menangani di MK itu 390 (sengketa pilkada) semua ada penyalahgunaan birokrasi. Ada seseorang yang tidak mendukung seseorang (calon) akan dipecat. Itu birokrasi rusak,” (TribunNews)


Bab iv
Penutup
a.    Simpulan
Dalam pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa peran mahasiswa dalam pencerdasan politik menyongsong pilkada 2015 merupakan sebuah langkah yang strategis yang kemudian menjadi acuan bagi teman-teman mahasiswa untuk mmengawal proses pilkada yang jujur,amanah dan adil sehinga dapat menjadi pedoman bagi kita semua dalam berdemokras,peran serta mahasiswa dalam mengawal pilkada menjadi sebuah keharusan untuk menciptakan pesta demokrasi yang kondusif dalam menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan yang  menjadi contoh untuk generasi yang akan datang.

b.     Saran
Dengan adanya pembahasan seperti ini setidaknya memberikan contoh kepada generrasi bangsa khususnya kaum intelektua /mahasiswa untuk berpartisipasi dalam mengawal pesta demokrasi dan sedikit meemberikan pemahaman kepada kaum yang apartis untuk menyadarkan diri pribadi agar memberikan kontribusi baik itu ide,gagasan serta pandangan dalam membangun peeradaban demokrasi di Indonesia khususnya Dompu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar