Kajian
ilmiah fkmm
PERAN MAHASISWA DALAM MEMBANGGUN
PENCERDASAN POLITIK MENYONSONG PiLKADA
2015
Oleh
Kelompok i
:
sadam husen
meni
Nurliana.
Forum komunikasi mahasiswa muslim (fkmm)
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
YAPIS DOMPU
KATA PENGANTAR
Puji
sukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua sehinga pada kesempatan pembuatan Karia Ilmiah ini
kita masih diberikan kekuatan dan kesempatan sehinga tugas ini dapat
diselesaikan.
Salam
serta Sholawat kepada Nabi besar MUHAMAD SAW yang telah membawa perubahan pada
dunia ini dari jaman yang jahiliah menuju jaman yang penuh kedamaian yang kita
rasakan hari ini.
DAFTAR ISI
cover
|
...........................................................................................................
|
i
|
||||||||
Kata
pengantar
|
...........................................................................................
|
ii
|
||||||||
Daftar
isi
|
...........................................................................................
|
iii
|
||||||||
BAB I
PENDAHULUAN
|
.....................................................................................
|
|
||||||||
A. Latar
belakang
|
.....................................................................................
|
|
||||||||
B. tujuan
|
..................................................................................................
|
|
||||||||
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
|
..........................................................................
|
|
||||||||
BAB III
PEMBAHASAN
|
.........................................................................................
|
|
||||||||
a.
Sejarah
mahassiswa
|
............................................................................
|
|
||||||||
b.
Mahasiswa
dan politik
|
..........................................................................
|
|
||||||||
c.
Kontribusi
Mahasiswa dalam pilkada 2015
|
.........................................
|
|
||||||||
BAB IV
PENUTUP
|
.........................................................................................
|
|
||||||||
A. kesimpulan
|
............................................................................................
|
|
||||||||
B. saran
|
................................................................................................
|
|
||||||||
Bab i
Pendahuluan
A. Latar belKang
Unsur Mahasiswa yang merupakan salah satu
representasi generasi muda memiliki peran besar dalam mengawal jalannya pesta
demokrasi yaitu PILKADA. Bagaimana tidak? Mahasiswa adalah agen perubahan
(agent of change) yang sudah memperjuangkan reformasi dan demokrasi di
Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini
sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam
melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan
hak pilihnya yang sedikit.
Pemilu merupakan pintu gerbang untuk mewujudkan
suatu pemerintahan yang mendapat legitimasi luas dari masyarakat. Jika pemilu
dilaksanakan secara demokratis, adil, jujur langsung dan rahasia, maka
terwujudnya pemilu yang berkualitas sangat tergantung bagaimana tahapan-tahapan
penyelenggaraan pemilu dilaksanakan secara baik. Tahapan tersebut meliputi;
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.Dalam hal ini Mahasiswa sebagai suatu
gerakan adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki karakter kritis,
independen, dan obyektif. Impelmentasi dari hal ini diwujudkan dalam karakter
gerakannya. Gerakan mahasiswa biasanya dilakoni oleh organisasi-organisasi
kemahasiswaan di tingkatan kampus maupun di luar kampus sebagai wujud dari
peran mahasiswa ditengah masyarakat. Gerakan mahasiswa memiliki prinsip sebagai
gerakan moral yaitu gerakan mahasiswa dibangun diatas nilai-nilai ketidakadilan
atau kesewenang-wenangan kekuasaan. Sebagai gerakan moral, mahasiswa melakukan
kontrol sosial terhadap pemerintah sebagai upaya artikulasi kepentingan
masyarakat atau sebagai penyambung lidah rakyat.
Mahasiswa masuk dalam kancah dunia politik merupakan
sesuatu yang sangat baik jika memang dimaksudkan untuk berperan dalam
pengawasan, pengabdian dan memberi dampak positif terhadap bangsa dan negara.
Dilihat kembali dalam sejarah, dasar perubahan khususnya pada dunia politik
hampir selalu dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa terbukti mampu menjadi
pelopor dalam sejarah Bangsa. Contohnya peran mahasiswa dengan kemahirannya
dalam menjalankan fungsi sebagai kelompok penggagas perubahan, mahasiswa telah
berhasil melumpuhkan rezim orde baru dan membawa Indonesia ke dalam suatu era
yang saat ini sedang bergulir, yakni era reformasi.Sehingga pendidikan politik
secara formal & informal penting bagi mahasiswa.
B.
Tujuan
a.
Mengetahui sejauh
manaperan serta pemahaman pilkada kepada anggota FKMM.
b.
Memberikan
gambaran kepada anggota FKMM untuk memahami dan mendalami prosedur pilkada
2015.
c.
Mengetahui
pentingnya peran serta mahasiswa dalam proses Pilkada Kab,Dompu 2015-2020.
Bab ii
Tinjauan pustaka
a) mahasiswa
a) Pengertian
mahasiswa
Menurut PP RI No.30 tahun 1990,mahasiswa
diartikan sebagai peserta didik yang terdaftar dan menuntut ilmu diperguruan
tinggi tertentu.
b)
Peran mahasiswa
Mahasiswa di era sekarang dituntut
untuk bisa berperan aktif lebih banyak lagi dalam berbagai persoalan, terutama
menyangkut pesoalan bangsa. Fungsi kontrol perlu ditunjukkan oleh mahasiswa.
Karena peran mahasiswa sangat diharapkan oleh masyarakat, tak berlebihan jika
banyak harapan yang dipikul oleh mahasiswa. Sebab dalam kerangka sosial
mahasiswa mempunyai peran dan fungsi yang cukup penting. Mahasiswa di sini
diharapkan berperan sebagai agen pengawasan (agent of control) dan agen dalam
menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Seharusnya mahasiswa juga tidak
cukup kalau hanya menjadi praktisi intelektual akademisi yang hanya duduk
sambil mendengarkan dosen didalam forum perkuliahan, hanya berkutat pada dunia
perkuliahan, lebih dari pada itu mahasiswa harusnya dituntut untuk berperan
dalam agen perubahan (agent of change) dan “social control” yang terjadi di
sekitarnya. Masa depan negeri ini membutuhkan keterlibatan mahasiswa dalam
berbagai hal dengan pemikiran-pemikiran cerdasnya dan kegiatan-kegiatan
intelektual yang dilakukan.
c) Membanggun
pencerdasan politik dan pilkada
a.
Politik
Politik secara etimologis berasal
dari kata “polis” (Bahasa Yunani) yang artinya negara kota. Istilah politik itu
sendiri dapat diartikan; (a) ilmu atau segala sesuatu (siasat, kebijakan) yang
menyangkut urusan kenegaraan, (b) kebijaksanaan, (c) siasat dan upaya atau
perjuangan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. (Aka Kamarulzaman,
2005:556).
Pengertian politik dari para ahli
diantaranya dikemukakan oleh Laswell (1950) yang memberikan pengertian secara
klasik yaitu “politics as who gets, what, when, and how.” Menurut Miriam
Budiarjo (2008) politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
(sosial) yang menyangkut proses menentukan dan melaksanakan tujuan.
b.
Pilkada
Pilkada atau pemilihan kepala daerah
merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di daerah. Hal ini merupakan
bagian dari perkembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara Republik Indonesia
mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah prinsip otonomi
yang berarti keleluasaan untuk mengatur daerahnya sendiri pada setiap daerah
Pemilihan kepala daerah dilakukan
satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala
daerah yang dimaksud mencakup:
c.
Pencerdasan Politik Dan Pilkada
Indonesia pertamakali dalam
melaksanakan Pemilu pada akhir tahun 1955 yang diikuti oleh banyak partai
ataupun perseorangan. Dan pada tahun 2004 telah dilaksanakan pemilu yang secara
langsung untuk memilih wakil wakil rakyat serta presiden dan wakilnya. Dan
mulai bulan Juni 2005 telah dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah atau sering
disebut pilkada langsung. Pilkada ini merupakan sarana perwujudan kedaulatan
rakyat.
Ada lima
pertimbangan penting penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan
demokrasi di Indonesia.
1.
Pilkada langsung
merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilihan presiden dan
wakil presiden, DPR, DPD, bahkan kepala desa selama ini telah dilakukan secara
langsung.
2.
Pilkada langsung
merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah diamanatkan Pasal
18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati dan Wali Kota, masing-masing sebagai
kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara
demokratis. Hal ini telah diatur dalam UU No 32 Tahun 2005 tentang Pemilihan,
Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah.
3.
Pilkada langsung
sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civic education).
Ia menjadi media pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan
dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya
memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya.
4.
Pilkada langsung
sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah
salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal
yang dihasilkan dalam pilkada langsung 2005, maka komitmen pemimpin lokal dalam
mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar
dapat diwujudkan.
5. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi
proses kaderisasi kepemimpinan nasional. Disadari atau tidak, stock kepemimpinan
nasional amat terbatas.
Bab iii
Pembahasan
a. Sejarah
mahasiswa
Dalam Sejarah peradaban
bangsa Indonesia, ada beberapa catatan peristiwa yang layak kita pandang
sebagai awal mula pergerakan mahasiswa di tanah air. Pergerakan tersebut
bermula pada tahun 1908. Pada masa itu,mahasiswa - mahasiswa dari lembaga
pendidikan STOVIA mendirikan sebuah wadah pergerakan pertama di Indonesia yang
bernama Boedi Oetomo, dimana organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal
20 Mei 1908.
Sejarah berlanjut pada periode berikutnya
di tahun 1928. Yaitu Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28
Oktober 1928 yang kemudian menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah
tersebut.
Ø Pada
masa setelah kemerdekaan, mulai bermunculan secara bersamaan organisasi - organisasi
mahasiswa di berbagai kampus.
a.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1966 Dikenal dengan istilah angkatan 66, gerakan ini awal kebangkitan gerakan
mahasiswa secara nasional
b.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1972 Gerakan ini dikenal dengan terjadinya peristiwa MALARI (Malapetaka Lima
Belas Januari).
c.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1980 an.Gerakan pada era ini tidak popular, karena lebih terfokus pada perguruan
tinggi besar saja.
d.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1990-an Isu yang diangkat pada Gerakan era ini sudah mengkerucut, yaitu penolakan
diberlakukannya terhadap NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan
Kordinasi Kampus) yang membekukan Dewan Mahasiswa (DEMA/DM) dan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM).
e.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1998 Gerakan mahasiswa era sembilan puluhan mencuat dengan tumbangnya Orde Baru
dengan ditandai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, tepatnya pada
tanggal 12 mei 1998.Gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan mencapai
klimaksnya pada tahun 1998, diawali dengan terjadi krisis moneter di
pertengahan tahun 1997. harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli
masyarakat pun berkurang. Mahasiswa pun mulai gerah dengan penguasa ORBA,
tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat
gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda REFORMASI nya mendapat
simpati dan dukungan yang luar biasa dari rakyat
b. Mahasiswa dan
politik
Mahasiswa bagaimanapun adalah kelompok sosial yang
istimewa di tengah masyarakat Indonesia. Mereka dianggap memiliki peranan
historis yang signifikan dalam sejarah bangsa ini, terutama sebagai penyambung
lidah rakyat yang dipercaya masih begitu jujur, idealis, dan bersih dari
tunggangan kepentingan golongan manapun.
Mahasiswa sebagai kelompok intelektual yang penuh
idealisme haruslah memandang momentum Pemilu kada 2015 sebagai hal penting yang berbeda
dari momen sebelumnya. Tahun ini penuh harapan baru, dengan hegemoni penguasa
sebelumnya yang terbukti gagal sudah tergusur, dan sosok-sosok pemimpin yang
lebih visioner pun kian bermunculan dan patut dipertimbangkan. Setiap mahasiswa
Indonesia khususnya di Kab Dompu tentu bebas menentukan pilihan bentuk
partisipasi apa yang dianggap paling tepat menyambut momentum Pemilu kada 2015 ini.
Ada banyak peranan teknis yang bisa dilakukan mahasiswa untuk memastikan pemilu
berlangsung sesuai harapan, semisal menjadi bagian dari tim pengawas, panitia
penyelenggara, kampanye pemilih cerdas, ataupun mendukung kandidat tertentu.
Prinsipnya, apa pun sikap politik yang kita ambil haruslah rasional dan dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Kontribusi
mahaswa dalam pilkada 2015
pemilu
adalah moment dimana setiap orang dalam mengeruk keuntungan, mulai dari tukang
sablon, sampai souvenir, mereka jelas ada sesuatu yang mereka jual demi
memenuhi kebutuhan hidup mereka, tetapi apa yang di jual oleh seorang mahasiswa
dalam mencari keuntungan dari moment ini, selain idealis dan keyakinan yang
kuat akan lahirnya sebuah kesempatan yang melibatkan diri mereka untuk mengawal
proses pilkada dengan jujur,amanah dan adil. Mahasiswa sebagai satu “pilar”
penegak demokrasi yang juga bagian dari pemilih dan memiliki nalar intelektual
tinggi, justru sangat mudah untuk mempengaruhi masyarakat banyak. Seharusnya
mahasiswa dapat memberikan pemahaman demokrasi kepada masyarakat melalui sebuah
proses yang dinamakan pemilu.
a.
KONTRIBUSI
MAHASISWA
v Setidaknya
ada empat peranan yang bisa dilakukan mahasiswa atau organisasi kemahasiswaan
sebagai upaya untuk mensukseskan pemilihan kepala daerah.
1. mengawal pelaksanaan semua agenda Pilkada.
Pengawalan ini bertujuan untuk menutup celah penyimpangan yang sangat mungkin
terjadi, baik yang didesain pihak tertentu maupun kesalahan karena kelalaian
dari penyelenggara. Proaktifnya mahasiswa dan masyarakat dalam mengawal
jalannya Pilkada sangat berpengaruh bagi kualitas Pilkada.
Memantau berjalannya setiap agenda tahapan Pilkada akan menciptakan proses pemilihan yang demokratis, jujur dan kondusif. Kondisi ini dibutuhkan sebagai proses untuk melahirkan pemimpin sesuai dengan harapan masyarakat, sistem dan proses yang baik saja belum tentu melahirkan pemimpin yang baik, apalagi proses yang dilakukan berjalan tidak sehat.
Memantau berjalannya setiap agenda tahapan Pilkada akan menciptakan proses pemilihan yang demokratis, jujur dan kondusif. Kondisi ini dibutuhkan sebagai proses untuk melahirkan pemimpin sesuai dengan harapan masyarakat, sistem dan proses yang baik saja belum tentu melahirkan pemimpin yang baik, apalagi proses yang dilakukan berjalan tidak sehat.
2. berupaya
mencerdaskan pemilih. Seperti jargonnya KPU “Pemilih Cerdas wujudkan pemilu
berkualitas”. Ada tiga sisi yang harus dipahamkan kepada pemilih sebagai upaya
pencerdasan demi kualitas Pilkada Bojonegoro, pertama terkait dengan urgensi
Pilkada, tingkat partisipasi masyarakat dalam mengunakan haknya di bilik suara
akan menentukan kekuatan legalitas rakyat atas pimpinannya.sehingga hal itu
menjadi sebuah indikasi mutlak untuk tercapainya pilkada yang sukses.
Sisi kedua terkait mekanisme pemungutan suara, sehingga tidak ada hak yang gugur hanya dikarenakan kesalahan teknis yang dilakukan pemilih, ketiga dan yang cukup urgen dilakukan mahasiswa dalam mencerdaskan pemilih adalah pengetahuan pemilih terhadapa pasangan calon yang akan dipilih.
Sisi kedua terkait mekanisme pemungutan suara, sehingga tidak ada hak yang gugur hanya dikarenakan kesalahan teknis yang dilakukan pemilih, ketiga dan yang cukup urgen dilakukan mahasiswa dalam mencerdaskan pemilih adalah pengetahuan pemilih terhadapa pasangan calon yang akan dipilih.
3. membangun
opini agar Pilkada berlangsung aman dan bersih, membangun opini juga merupakan
salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencerdaskan pemilih. Isu yang
diangkat bisa berupa pelanggaran selama proses tahapan Pilkada berlangsung,
intrik politik dan penyelewengan calon tertentu yang berdampak merugikan
masyarakat atau calon lain sehingga menimbulkan kondisi Pilkada yang tidak
sehat.
Track record dan background para calon, janji manis yang disampaikan para calon mampu dinetralisir sehingga masyarakat akan mendapatkan informasi yang objektif. Membangun opini ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti aksi massa, selebaran, forum kajian, seminar, debat kandidat atau lainnya.
Upaya untuk memunculkan informasi yang sebenarnya sangat dibutuhkan masyarakat pada proses ini, karena semua hal buruk yang pernah dilakukan para kandidat yang berpontensi merugikan masyarakat dapat menjadi abu-abu bahkan tidak terlihat sama sekali.
Peranan mahasiswa untuk mencerahkan dan menyampaikan informasi objektif sebagai perimbangan informasi dari calon lainnya akan menciptakan pemilih yang cerdas dan pemilu yang berkualitas, hingga pemimpin yang mereka pilih tidak berbeda jauh dengan pemimpin yang mereka harapkan.
Track record dan background para calon, janji manis yang disampaikan para calon mampu dinetralisir sehingga masyarakat akan mendapatkan informasi yang objektif. Membangun opini ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti aksi massa, selebaran, forum kajian, seminar, debat kandidat atau lainnya.
Upaya untuk memunculkan informasi yang sebenarnya sangat dibutuhkan masyarakat pada proses ini, karena semua hal buruk yang pernah dilakukan para kandidat yang berpontensi merugikan masyarakat dapat menjadi abu-abu bahkan tidak terlihat sama sekali.
Peranan mahasiswa untuk mencerahkan dan menyampaikan informasi objektif sebagai perimbangan informasi dari calon lainnya akan menciptakan pemilih yang cerdas dan pemilu yang berkualitas, hingga pemimpin yang mereka pilih tidak berbeda jauh dengan pemimpin yang mereka harapkan.
4. membuat
kontrak politik yang ditujukan kepada para calon kepala daerah. Meskipun tidak
mempunyai ikatan hukum, namun kontrak politik ini akan berdampak pada psikologis
dan moral bagi para calon dan pasangan yang terpilih. Gagasan konstruktif yang
dibuat oleh kelompok mahasiswa bisa juga ditawarkan kepada para calon sebagai
langkah awal komitmen mereka dalam melakukan perbaikan.
b. KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN PIKADA LANGSUNG 2015
Ø Kelebihan
1.
Rakyat dapat memilih langsung kepala
daerahnya sesuai penilaian pribadi masyarakatnya. Idealnya seperti di Athena
dimana semua kebijakan Negara ditentukan oleh suara rakyatnya. Masyarakat dapat
bebas memilih sesuai track record dan dengan citra citra yang ada secara bebas
karena suara rakyat adalah suara Tuhan.
2.
Tokoh bisa terpilih walaupun dukungan
partai minim. Melalui PILKADA langsung tokoh – tokoh memungkinkan menang walau
dengan dukungan partai yang minim. Asalkan bisa menggalang dukungan yang besar
dari masyarakat
3.
Masyarakat tergerak untuk
turut serta aktif dalam proses pemilu. Di daerah yang cukup maju partisipasi
aktif masyarakat sangat mendukung untuk keberlangsungan demokrasi yang baik.
Masyarakat yang cerdas dan mapan lebih bisa menentukan pilihannya tanpa
pengaruh parpol apalagi money politik
Ø kekurangan
1. Biaya yang
dikeluarkan sangat besar
Biaya yang
dikeluarkan mulai dari biaya penyelenggaraan, kampanye, lobbi-lobbi partai
pendukung sangat besar. Ini memungkinkan calon kepala daerah yang memiliki
modal besar lah yang akan menang atau mereka yang mendapat dukungan dana dari
pemodal besar
2. Kedaulatan
milik Pemodal dan Asing
Sudah barang
tentu kepala daerah yang menang pilkada yang telah di beri modal yang banyak
terikat kepada pemilik modal. Kepala daerah yang berhutang untuk biaya kampanye
dan kebutuhan untuk kemenanganya akan mengembalikannya melalui proses tender
yang berkali – kali lipat keuntungannya bagi penyokong modal ataupun memberikan
kebijakan yang mendukung kepada pemilik modal termasuk dalam hal ini
kepentingan asing juga bisa masuk terhadap penguasaan sumber-sumber kekayaan
alam kita dan mempengaruhi kebijakan kepala daerah melalui pressure yang
dilancarkan.
3. Korupsi
Untuk
mengembalikan modal besar pribadi, sponsor maupun partai yang telah
mengeluarkan milyaran bahkan triliunan rupiah sudah barang tentu menjadikan
korupsi sebagai jalan yang nyaman. korupsi menjadi lumrah bagi para kepala
daerah, hanya masalah bagaimana mereka bermain saja, bisa bermain bersih dan aman
ataukah tidak. Bila bermain kotor akan tertangkap KPK (Komisi Pemberantas
Korupsi) jikalau bermain bersih sukses tidak ketahuan dan berjalan melenggang
4. Rawan penyalahgunaan birokrasi dan
minim pengawasan
Selama ini
kita lemah dalam pengawasan dan punishment. Banyak penyalahgunaan wewenwng yang
terjadi dalam proses pilkada. Mahfud MD menuturkan seperti berikut. “saya
menangani di MK itu 390 (sengketa pilkada) semua ada penyalahgunaan birokrasi.
Ada seseorang yang tidak mendukung seseorang (calon) akan dipecat. Itu
birokrasi rusak,” (TribunNews)
Bab iv
Penutup
a. Simpulan
Dalam pembahasan ini
dapat disimpulkan bahwa peran mahasiswa dalam pencerdasan politik menyongsong
pilkada 2015 merupakan sebuah langkah yang strategis yang kemudian menjadi
acuan bagi teman-teman mahasiswa untuk mmengawal proses pilkada yang
jujur,amanah dan adil sehinga dapat menjadi pedoman bagi kita semua dalam
berdemokras,peran serta mahasiswa dalam mengawal pilkada menjadi sebuah
keharusan untuk menciptakan pesta demokrasi yang kondusif dalam menciptakan
pemimpin-pemimpin masa depan yang
menjadi contoh untuk generasi yang akan datang.
b. Saran
Dengan
adanya pembahasan seperti ini setidaknya memberikan contoh kepada generrasi
bangsa khususnya kaum intelektua /mahasiswa untuk berpartisipasi dalam mengawal
pesta demokrasi dan sedikit meemberikan pemahaman kepada kaum yang apartis
untuk menyadarkan diri pribadi agar memberikan kontribusi baik itu ide,gagasan
serta pandangan dalam membangun peeradaban demokrasi di Indonesia khususnya
Dompu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar